Apr 1, 2011

Amalan Sebelum Tidur

Amalan Sebelum Tidur

Rasulullah SAW bersabda: "Semua dosa akan ditangguhkan oleh Allah
SWT sampai hari Kiamat nanti apa saja yang Dia kehendaki, kecuali durhaka
kepada orang tua, maka sesungguhnya Allah akan menyegerakan kepada pelakunya
dalam hidupnya sebelum meninggal dunia" (Hadist Riwayat Hakim)

Amalan Sebelum Tidur

Suatu hari Rasulullah saw masuk ke rumah Sayyidah Fathimah as. Ketika itu,
Fathimah sudah berbaring untuk tidur. Rasulullah saw lalu berkata, "Wahai
Fathimah. Janganlah engkau tidur sebelum engkau lakukan empat
hal; mengkhatam Al-Quran, memperoleh syafaat dari para nabi, membuat hati
kaum mukminin dan mukminat senang dan rida kepadamu, serta melakukan haji
dan umrah."

Fathimah bertanya, "Bagaimana mungkin aku melakukan itu semua sebelum
tidur?" Rasulullah saw menjawab, "Sebelum tidur, bacalah oleh kamu Qul
huwallâhu ahad tiga kali. Itu sama nilainya dengan mengkhatam Al-Quran."
Yang dimaksud dengan Qul huwallâhu ahad adalah seluruh surat Al-Ikhlas,
bukan ayat pertamanya saja. Dalam banyak hadis, sering kali suatu surat
disebut dengan ayat pertamanya. Misalnya surat Al-Insyirah yang sering
disebut dengan surat Alam nasyrah.

Rasulullah saw melanjutkan ucapannya, "Kemudian supaya engkau mendapat
syafaat dariku dan para nabi sebelumku, bacalah shalawat: Allâhumma shalli
'alâ Muhammad wa 'alâ âli Muhammad, kamâ shalayta 'alâ Ibrâhim wa 'alâ âli
Ibrâhim. Allâhumma bârik 'alâ Muhammad wa 'alâ âli Muhammad, kamâ bârakta
'alâ Ibrâhim wa 'alâ âli Ibrâhim fil 'âlamina innaka hamîdun majîd.

"Kemudian supaya kamu memperoleh rasa rida dari kaum mukminin dan mukminat,
supaya kamu disenangi oleh mereka, dan supaya kamu juga rida kepada mereka,
bacalah istighfar bagi dirimu, orang tuamu, dan seluruh kaum mukminin dan
mukminat."

Tidak disebutkan dalam hadis itu istighfar seperti apa yang harus dibaca.
Yang jelas, dalam istighfar itu kita mohonkan ampunan bagi orang-orang lain
selain diri kita sendiri. Untuk apa kita memohon ampunan bagi orang lain?
Agar kita tidur dengan membawa hati yang bersih, tidak membawa kebencian
atau kejengkelan kepada sesama kaum muslimin. Kita mohonkan ampunan kepada
Allah untuk semua orang yang pernah berbuat salah terhadap kita. Hal itu
tentu saja tidak mudah. Sulit bagi kita untuk memaafkan orang yang pernah
menyakiti hati kita. Bila kita tidur dengan menyimpan dendam, tanpa
memaafkan orang lain, kita akan tidur dengan membawa penyakit hati. Bahkan
mungkin kita tak akan bisa tidur. Sekalipun kita tidur, tidur kita akan
memberikan mimpi buruk bagi kita. Penyakit hati itu akan tumbuh dan
berkembang ketika kita tidur. Dari penyakit hati itulah lahir
penyakit-penyakit jiwa dan penyakit-penyakit fisik. Orang yang stress harus
membiasakan diri memohonkan ampunan kepada Allah untuk orang-orang yang
membuatnya stress sebelum ia beranjak tidur.

Dalam hadis itu tidak dicontohkan istighfar macam apa yang harus kita baca.
Tapi ada satu istighfar yang telah dicontohkan oleh orang tua-orang tua kita
di kampung. Biasanya setelah salat maghrib, mereka membaca:
"Astaghfirullâhal azhîm lî wa lî wâlidayya wa lî ashâbil huqûqi wajibâti
'alayya wal masyâikhina wal ikhwâninâ wa li jamî'il muslimîna wal muslimât
wal mukminîna wal mukminât, al ahyâiminhum wal amwât. Ya Allah, aku mohonkan
ampunan pada-Mu bagi diriku dan kedua orang tuaku, bagi semua keluarga yang
menjadi kewajiban bagiku untuk mengurus mereka. Ampuni juga guru-guru kami,
saudara-saudara kami, muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, baik
yang masih hidup maupun yang telah wafat."

Bila kita amalkan istighfar itu sebelum tidur, paling tidak kita telah
meminta ampun untuk orang tua kita. Istighfar kita, insya Allah, akan
membuat orang tua kita di alam Barzah senang kepada kita. Istighfar itu pun
akan menghibur mereka dalam perjalanan mereka di alam Barzah. Manfaat paling
besar dari membaca istighfar adalah menentramkan tidur kita.

Nasihat terakhir dari Rasulullah saw kepada Fathimah adalah, "Sebelum tidur,
hendaknya kamu lakukan haji dan umrah." Bagaimana caranya? Rasulullah saw
bersabda, "Siapa yang membaca subhânallâh wal hamdulillâh wa lâ ilâha
ilallâh huwallâhu akbar, ia dinilai sama dengan orang yang melakukan haji
dan umrah."

Menurut Rasulullah saw, barangsiapa yang membaca wirid itu lalu tertidur
pulas, kemudian dia bangun kembali, Allah menghitung waktu tidurnya sebagai
waktu berzikir sehingga orang itu dianggap sebagai orang yang berzikir terus
menerus. Tidurnya bukanlah tidur ghaflah, tidur kelalaian, tapi tidur dalam
keadaan berzikir. Sebetulnya, bila sebelum tidur kita membaca zikir, tubuh
kita akan tertidur tapi ruh kita akan terus berzikir. Sekiranya orang itu
terbangun di tengah tidurnya, nescaya dari mulut orang itu akan keluar zikir
asma Allah.

Petikan dari ceramah KH. Jalaluddin Rakhmat pada Pengajian Ahad di Mesjid
Al-Munawwarah, tanggal 12 September 1999. Ditranskripsi oleh Ilman Fauzi
Rakhmat

No comments:

Post a Comment